http://jurnalpoltekbangjayapura.ac.id/index.php/skyeast/issue/feed SKY EAST: Education of Aviation Science and Technology 2025-07-22T12:50:12+07:00 Pipa Biringkanae, S.E., M.M. admin@jurnalpoltekbangjayapura.ac.id Open Journal Systems <div style="text-align: justify;"><strong>SKY EAST: Education of Aviation Science and Technology</strong>, ISSN 3025-2709 (Online) &amp; 0000-0000 (Print), is a aviation education journal published by <strong>Politeknik Penerbangan Jayapura</strong>. This journal focuses to publish scholarly research articles to academics, students, practitioners, and other parties interested in (1) Airport Engineering, Operation and Services, (2) Information and Communications Technology in Aviation, (3)Airline industry, (4) Safety &amp; Human Factor, (5) Aviation Business, (6)Aviation Sustainability &amp; Environment, (7) Aviation Educational Technology, (8) Innovation of Aviation Technology, (9) Aviation Rules and Regulation, and other topics related to aviation education.<br /> <p>This journal is published periodically 2 (two) times a year with the frequency of publication in<strong> June</strong> and <strong>December</strong>. Submitted papers must be written in Indonesian or English for an initial screening by editors and further review process by at least two anonymous reviewers. The guidelines for authors are available here. Papers that do not meet the basic requirements of author guidelines will not be further processed.</p> </div> http://jurnalpoltekbangjayapura.ac.id/index.php/skyeast/article/view/45 Efektivitas Metode Simulasi Total Physical Response pada Praktik Terbang Pre Solo 2025-07-04T12:34:30+07:00 Agung Wahyu Wicaksono agunglpse@gmail.com Stephen Huibert Daniel Agu stephenagu04@gmail.com Arya Yuda Prawira prawira63@yahoo.com <p><em>Pilot training is a complex and demanding process, especially in the pre-solo phase where student pilots must master various technical and non-technical skills before being allowed to fly solo. One potential method to use is the Total Physical Response (TPR) method, which at the Indonesian Civil Pilot Academy of Banyuwangi is often referred to as "dryswim". This study uses a qualitative research method with a phenomenological analysis approach to explore how student pilots experience and perceive the use of the Total Physical Response (TPR) method during the pre-solo phase. The total population is 71 student pilots who have passed the pre-solo phase. The sample / informants in this study will be selected purposively with the main criteria being student pilots who most often use the Total Physical Response (TPR) or dryswim method during their training. The respondents / informants selected were 8 people from each class. The results of the study stated that many student pilots felt that Total Physical Response was effective and practical, especially if done consistently, and this was very helpful for those who still had difficulty in various aspects of flight such as landing and memorizing circuit procedures. In addition, Total Physical Response helps the body get used to the movements that are in accordance with the procedure, so that the brain can focus more on other aspects, increase self-confidence, and make flying smoother and more efficient</em>.</p> 2025-06-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 SKY EAST: Education of Aviation Science and Technology http://jurnalpoltekbangjayapura.ac.id/index.php/skyeast/article/view/44 Analisis Tata Letak Ground Support Equipment (GSE) Non-Motorized Pada Area Equipment Storage Di Bandar Udara Internasional Minangkabau Padang 2025-07-04T14:33:15+07:00 Indra Suprapto indrasuprapto881@gmail.com Dwi Afriyanto CH dwi0464@yahoo.com Alwazir Abdusshomad alwazir@ppicurug.ac.id <p style="margin-bottom: 0cm; line-height: normal;">Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tata letak Ground Support Equipment (GSE) non-motorized pada Area Equipment Storage di Bandar Udara Internasional Minangkabau Padang. Permasalahan utama yang ditemukan adalah penempatan GSE yang kurang terorganisir akibat ketiadaan marka atau petunjuk penempatan yang jelas, serta kebiasaan penataan berdasarkan pengalaman individu tanpa panduan tertulis. Kondisi ini mengakibatkan penggunaan ruang yang tidak efisien serta berpotensi menurunkan tingkat keselamatan operasional di apron. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan observasi lapangan, wawancara semi-terstruktur kepada petugas apron dan operator GSE, serta studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakteraturan penataan GSE dapat diminimalisir melalui penerapan marka yang sesuai standar serta penyusunan SOP penempatan GSE. Rekomendasi yang diusulkan meliputi desain ulang layout area storage dengan pertimbangan kapasitas apron dan kebutuhan operasional, serta peningkatan pemahaman petugas terhadap pentingnya keteraturan penempatan GSE demi kelancaran dan keselamatan operasional bandara.</p> 2025-06-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 SKY EAST: Education of Aviation Science and Technology http://jurnalpoltekbangjayapura.ac.id/index.php/skyeast/article/view/46 Implementasi ICAO Annex 13 dalam Investigasi Kecelakaan dan Insiden Pesawat Udara 2025-07-18T10:01:21+07:00 Dhani Putra Maulana dhaniputra866@gmail.com I Made Ananda Aridinatha anandadinatha77@gmail.com Laila Bungas Sarwani lailabungas.s@gmail.com Hadi Prayitno hadi.prayitno@poltekbangsby.ac.id <p>Artikel ini membahas secara komprehensif penerapan <em>International Civil Aviation Organization</em> (ICAO) Annex 13, yang merupakan pedoman internasional utama dalam penyelidikan kecelakaan dan insiden pesawat udara. Annex 13 menegaskan bahwa tujuan utama investigasi adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa mendatang, bukan untuk menetapkan kesalahan atau tanggung jawab hukum. Dalam artikel ini dikaji berbagai aspek penting, termasuk dasar hukum internasional yang mendasari penerapan Annex 13, tahapan pelaksanaan investigasi, tantangan yang dihadapi oleh otoritas penerbangan sipil. Peran perkembangan teknologi juga digunakan dalam mendukung efektivitas proses investigasi, seperti pemanfaatan <em>flight data recorder</em> (FDR), <em>cockpit voice recorder</em> (CVR), dan perangkat rekonstruksi digital. Beberapa studi kasus disajikan untuk menggambarkan bagaimana pendekatan kolaboratif antar lembaga, baik di tingkat nasional maupun internasional. Integrasi teknologi modern juga mampu meningkatkan kualitas investigasi dan memperkuat budaya keselamatan dalam industri penerbangan. Pemahaman menyeluruh terhadap penerapan Annex 13 sangat penting bagi seluruh pemangku kepentingan penerbangan, termasuk regulator, operator maskapai, teknisi, penyidik, dan pembuat kebijakan. Hal ini tidak lain untuk mewujudkan sistem investigasi yang transparan, independen, dan berorientasi pada perbaikan sistem keselamatan penerbangan secara menyeluruh. Dengan penerapan yang tepat terhadap Annex 13, diharapkan terbangun budaya keselamatan yang kuat serta investigasi kecelakaan yang lebih efektif, kredibel, dan berkontribusi nyata dalam mencegah kecelakaan di masa mendatang.</p> 2025-06-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 SKY EAST: Education of Aviation Science and Technology http://jurnalpoltekbangjayapura.ac.id/index.php/skyeast/article/view/47 Implementasi Undang – Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dalam Investigasi Kecelakaan dan Insiden Pesawat Udara 2025-07-18T09:54:36+07:00 Shofura Widad shofurawidad@gmail.com Juanda Jalu jalujuan08@gmail.com Rafi Akmal rafiakmal20@gmail.com Hadi Prayitno hadi.prayitno@poltekbangsby.ac.id <p>Keselamatan penerbangan merupakan pilar utama dalam transportasi udara global, di mana investigasi insiden dan kecelakaan berperan penting dalam mengidentifikasi kelemahan sistematik serta mencegah terjadinya kembali peristiwa serupa. Di Indonesia, dasar hukum untuk pelaksanaan investigasi tersebut diatur dalam Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Namun, masih terdapat berbagai tantangan dalam menyelaraskan regulasi nasional dengan standar internasional, khususnya ICAO <em>Annex 13</em>. Untuk menjawab permasalahan tersebut, artikel ini menggunakan metode penelitian hukum normatif yang didukung oleh analisis studi kasus guna mengkaji ketentuan-ketentuan utama dalam hukum penerbangan Indonesia dan menilai sejauh mana kesesuaiannya dengan praktik terbaik internasional. Temuan penelitian mengungkap adanya kesenjangan signifikan dalam penegakan regulasi, koordinasi kelembagaan, dan independen lembaga investigasi. Selain itu, keterbatasan teknis serta kurangnya pelatihan juga menjadi hambatan dalam implementasi yang efektif. Berdasarkan hasil tersebut, artikel ini memberikan sejumlah rekomendasi strategis untuk memperkuat kerangka hukum nasional, menyelaraskan regulasi domestik dengan standar ICAO, serta meningkatkan kapasitas kelembagaan dan teknis dari otoritas investigasi.</p> 2025-06-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 SKY EAST: Education of Aviation Science and Technology http://jurnalpoltekbangjayapura.ac.id/index.php/skyeast/article/view/48 Implementasi CASR Part 830 dalam Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara Sipil di Indonesia 2025-07-18T09:59:48+07:00 Agung Prabowo agungsuprobo123@gmail.com Andi Theda Mufarrihah andithedamufarrihah@gmail.com Aries Putra Pramadya ariesputrapra4@gmail.com Hadi Prayitno hadi.prayitno@poltekbangsby.ac.id <p>Penelitian ini berjudul Implementasi CASR Part 830 dalam Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara Sipil di Indonesia dan bertujuan untuk mengkaji penerapan regulasi Civil Aviation Safety Regulation Part 830 yang diadopsi melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2015 tentang pelaporan dan investigasi kecelakaan pesawat udara sipil. Objek penelitian ini adalah proses investigasi yang dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam menanggapi insiden penerbangan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis-normatif dan studi pustaka terhadap dokumen peraturan perundang-undangan serta jurnal ilmiah terindeks SINTA yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan CASR Part 830 telah menjadi acuan prosedural dalam proses investigasi kecelakaan pesawat di Indonesia, namun masih terdapat tantangan dalam hal keterbukaan informasi publik dan tindak lanjut terhadap rekomendasi keselamatan yang dikeluarkan oleh KNKT. Studi kasus kecelakaan Lion Air JT‑610 dan Sriwijaya Air SJ‑182 menunjukkan bahwa proses investigasi telah mengikuti prosedur internasional, tetapi implementasi hasil investigasi masih lemah dalam hal pengawasan dan akuntabilitas pihak terkait. Oleh karena itu, dibutuhkan penguatan regulasi dalam hal kewajiban pelaporan, transparansi publik, serta sanksi administratif terhadap pihak yang tidak menindaklanjuti rekomendasi keselamatan.</p> 2025-06-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 SKY EAST: Education of Aviation Science and Technology http://jurnalpoltekbangjayapura.ac.id/index.php/skyeast/article/view/51 Kajian Pengamanan Perimeter sebagai Penunjang Keamanan di BLU UPBU Kelas I Utama Juwata Tarakan 2025-07-22T12:50:12+07:00 Rifqy Prayoga Santoso rifqyprayoga2@gmail.com Hemi Pamuraharjo hemi.pamuraharjo@ppicurug.ac.id Dini Wagini dini.wagini@ppicurug.ac.id <p style="margin-bottom: 0cm; line-height: normal;"><span lang="IN">Keamanan perimeter merupakan salah satu elemen penting dalam sistem pengamanan bandar udara karena menjadi batas fisik antara wilayah terbuka dan daerah keamanan terbatas (security restricted area). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi aktual sistem pengamanan perimeter di Bandar Udara Juwata Tarakan, khususnya pada area ujung runway 06 yang berbatasan langsung dengan tambak dan laut, serta belum dilengkapi fasilitas pengamanan yang memadai. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara semi-terstruktur dengan personel Aviation Security (Avsec), serta studi dokumentasi dan literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa area ujung runway 06 masih memiliki berbagai kekurangan fasilitas pengamanan seperti tidak tersedianya pagar perimeter, ketiadaan CCTV, minimnya lampu penerangan, serta pos penjagaan yang tidak aktif. Kondisi ini menjadikan area tersebut rentan terhadap penyusupan, aktivitas ilegal, dan potensi gangguan dari hewan liar (wildlife hazard). Penelitian juga mengidentifikasi bahwa habitat alami di sekitar perimeter bandara memicu meningkatnya kehadiran satwa liar seperti biawak ke area runway. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini merekomendasikan langkah mitigasi dalam jangka pendek maupun panjang, seperti pemasangan CCTV, peningkatan penerangan, intensifikasi patroli, serta pemeliharaan pagar secara rutin. Implementasi standar pengamanan sesuai regulasi KP 601 Tahun 2015 sangat penting untuk memperkuat perlindungan perimeter dan menjaga keselamatan penerbangan di Bandar Udara Juwata Tarakan.</span></p> 2025-06-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 SKY EAST: Education of Aviation Science and Technology